Rabu, 27 Mei 2015

Tips foto malam hari

ISO dan Shutter Speed
Mulailah mencoba mengambil gambar dengan ISO rendah dan diikuti dengan setelan shutter speed yang menyesuaikan  untuk mendapatkan contrast bagus dan sedikit noise.

Aperture
Untuk aperture gunakan f/11 atau f/16 agar mendapatkan DoF (Depth of Field) lebih, sehingga akan banyak obyek yang akan tertangkap kamera.

Waktu yang tepat
Maksud dari waktu yang tepat disini adalah, pilihlah waktu yang paling baik (sesuai konsep anda masing-masing), sebagai contoh pemandangan kota dimalam hari setelah hujan deras akan sangat bagus untuk diambil gambarnya, karena jalanan yang basah akan memantulkan lampu kota, dan akan menjadikan hasil foto lebih dramastis.

Tripod
Tripod wajib digunakan untuk memotret di malam hari, karena memotret dimalam hari membutuhkan exposure yang panjang. Menggunakan tripod akan mengurangi guncangan agar gambar lebih tajam.

White Balance (WB)
cobalah beberapa filter White balance untuk mendapatkan efek warna yang berbeda pada masing-masing frame.

Tips Foto Objek bergerak

  • Sinkronisasi
Salah satu aspek yang paling penting dalam fotografi gerak adalah sinkronisasi, yang mengantisipasi saat yang tepat untuk memotret. Jika dibuat terlalu dini, kamera tidak akan menangkap gambar yang bagus dan jika dibuat terlambat, waktu atau gambar yang paling penting terlewatkan. Untuk alasan tersebut, jenis fotografi ini sangat penting untuk mengetahui bagaimana mengantisipasi saat-saat intensitas maksimum. Namun, anda tidak harus menunggu acara tertentu untuk melatih kemampuan, karena gerakan dapat ditemukan di mana-mana di sekitar kita.

  • Peralatan yang Dibutuhkan
Membekukan suatu subjek dalam sebuah foto dapat dicapai dengan menggunakan flash. Dalam hal lensa yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari, Anda dapat menggunakan hampir semua jenis lensa, tetapi saat pengambilan gambar kegiatan olahraga, lensa tele hukumnya wajib. Jika aksi atau gerak terjadi di dekat kamera, lensa dengan panjang fokus antara 200 mm dan 300 mm sudah cukup. Tetapi untuk aksi atau gerak yang terjadi di panggung, landasan pacu atau stadion, yang berarti jarak yang agak jauh antara kamera dan subjek, anda perlu lensa dengan panjang fokus 400 mm, 500 mm atau bahkan 600 mm dalam situasi tertentu.

  • Waktu Exposure
Aksi atau gerak dapat diabadikan dalam foto dengan dua cara: versi pertama berarti shutter speed rendah dan yang kedua diwakili oleh waktu exposure yang menciptakan efek blur dan perasaan gerak. Memindahkan kamera ke arah yang diinginkan relatif mudah jika anda ingin “membekukan” objek yang bergerak, yang dapat ditangkap bahkan dengan nilai yang lebih rendah dari waktu exposure, umumnya antara 1/250 detik dan 1/500 detik. Apabila subjeknya bergerak dengan sudut 45 derajat dari kamera, pembekuan gambar dengan nilai yang disebutkan di atas akan lebih sulit.

Dengan demikian, untuk memastikan gambar tersebut berhasil, disarankan untuk memilih nilai antara 1/500 detik dan 1/1000 detik. Tapi jika anda memotret subjek bergerak dengan kecepatan tinggi, seperti mobil atau atlit yang sedang berlari, anda disarankan untuk memilih nilai sekitar 1/2000 detik.

  • Penempatan Posisi
Selain penggunaan perangkat yang akan membantu menangkap subjek dan pengaturan waktu exposure yang tepat, posisi kamera merupakan faktor penting yang berkontribusi pada keberhasilan fotografi gerak. Lokasinya harus sesuai dengan orang yang akan melihat gambar. Jika Anda berhasil merefleksikan pemirsa ke dalam suasana dan mengatur adegan, gambar anda akan lebih memukau.

Selasa, 26 Mei 2015

Mahasiswa Diajak Menyelami Dunia Jurnalistikdan Public Speaking

Perkembangan dunia global saat ini menyajikan peluang yang menjanjikan bagi perkembangan karier di bidang dunia jurnalistik. Hal ini banyak dipengaruhi oleh semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan informasi yang cepat dan dapat diakses setiap saat. Jurnalisme merupakan salahsatu bidang yang dapat menjawab tantangan kebutuhan informasi tersebut.
Oleh karenanya, saat ini profesi jurnalis maknanya semakin meluas. Tidak hanya melekat pada seorang wartawan yang bekerja bagi sebuah surat kabar namun masyarakat umum yang memiliki ketertarikan pada bidang tulis menulis pun kini memiliki kesempatan luas untuk turut berkecimpung di dalamnya.
Sebagaimana tergambar dalam workshop “Jurnalistik dan Public Speaking” yang digelar oleh Direktorat Humas UII. Workshop yang diadakan di Gedung Prof. Dr. Sardjito, kampus terpadu UII, Selasa (26/5) ini banyak mengulas aspek-aspek menarik dalam dunia jurnalistik dan public speaking.Para peserta yang sebagian besar terdiri dari para mahasiswa nampak tidak jemu menyimak pemaparan pembicara hingga workshop berakhir di sore harinya. Pada sesi yang sama juga disampaikan penyerahan hadiah bagi para peserta Lomba Mendesain Poster bertemakan Milad ke-72 UII yang juga diadakan oleh Humas UII.
Pembicara pertama yang dihadirkan dalam workshop tersebut adalah Arief Santosa, Kepala Peliputan Surat Kabar Jawa Pos yang membahas tentang bagaimana menulis opini.Sebelum memulai sesi materinya, wartawan senior ini mengajak para peserta untuk memahami pentingnya aktifitas membaca bagi siapa pun yang ingin menekuni dunia tulis menulis.
“Salah satu kunci menghasilkan tulisan bermutu adalah dengan rajin membaca. Membaca dapat menjadi media untuk mencari-cari referensi gaya tulisan berbagai penulis sehingga memperkaya khasanah tulisan yang akan kita buat”, terangnya.
Selanjutnya, terkait dengan langkah-langkah membuat tulisan, ia memberikan tips.“Tahap yang paling susah dalam menulis adalah ketika di awal, setelah memulai baru bisa mengalir. Pilihlah tema atau jenis tulisan yang anda suka, kemudian susunlah outline, selanjutnya tentukan lead yang menarik, dan bahaslah dengan cara yang unik”, tambahnya lagi.
Menurutnya, status sebagai mahasiswa adalah masa yang paling ideal untuk memupuk sebanyak mungkin pengalaman jurnalistik dengan cara rajin menulis. Dengan membiasakan rajin menulis sejak kuliah tidak hanya membawa manfaat bagi mahasiswa yang ingin menekuni profesi jurnalis tetapi juga bidang profesi lain.
ImageWakil Rektor II UII, Dr. Nur Feriyanto, M.Si turut mengapresiasi penyelenggaraan workshop. “Acara workshop pada pagi ini sungguh merupakan acara yang saya tunggu-tunggu karena bobot dan manfaatnya yang sangat besar bagi para peserta khususnya adik-adik mahasiswa”, jelasnya singkat.Ia berharap melalui workshop ini dapat mengantarkan para mahasiswa untuk mengenal dan mencintai dunia jurnalistik.
Senada dengan hal itu, Direktur Humas UII, Karina Utami Dewi, S.IP., MA mengatakan workshop memang merupakan salah satu bagian program pengembangan Humas yang menyasar peserta mahasiswa. Ke depan program-program semacam ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan.
Public Speaking dengan Mengenal Represensational System Audiens
Pada sesi selanjutnya, para peserta diajak mengenal dunia public speaking oleh pembicara Tika Yusuf. Tika merupakan seorang penyiar radio Swaragama yang dikenal luas oleh publik Yogya lewat suaranya yang khas dan enerjik. Dalam sesi materinya, Tika Yusuf menjelaskan tentang aspek representasional system dalam berkomunikasi.
“Setiap orang mempunyai cara mengkomunikasikan dirinya dengan cara yang berbeda. Ada yang lebih dominan di aspek auditorinya, visualisasinya, atau kinestetiknya”, jelas alumni Indonesia Mengajar ini. Oleh karena itu, ia menyarankan sangat penting agar public speakermemahami tipe audiens agar dapat mengkomunikasikan idenya dengan baik.

Tim Debat UII Raih Juara II Debat Konstitusi

Image
Tiga mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) berhasil meriah juara 2 (dua) pada Kompetisi Debat Konstitusi Mahasiswa Antar Perguruan Tinggi Se-Indonesia Regional Tengah, di Auditorium Perpustakaan UII, Selasa, 26 Mei 2015. Tim UII yang menjadi juara terdiri Gagah Satria Utama, Catur Septiana Rakhmawati, dan Yuniar Rizki Hakiki. Pada tahap final, tim dihadapkan pada mosi “Remisi Bagi Terpidana Korupsi” sebagai tim kontra.
Kompetisi Debat Konstitusi ini merupakan ajang tahunan yang digelar oleh MK sejak tahun 2008.  Seperti tahun sebelumnya, debat konstitusi ini dibagi menjadi tiga regional, yakni regional barat yang meliputi Sumatera, Jawa Barat dan Banten. Kemudian regional tengah meliputi DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Sedangkan regional timur meliputi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Tuan rumah kompetisi debat konstitusi regional tengah tahun ini adalah Universitas Islam Indonesia.
Wakil I Rektor UII Dr. Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA.,IAI., mengapresiasi prestasi yang diraih oleh Tim Debat dari UII dan berharap dengan adanya Lomba Debat Konstitusi tersebut dapat melahirkan orang-orang hebat yang mampu berpikir kohesif dan mampu menegakkan konstitusi yang hebat pula “ Tantangan kita ke depan adalah bagaimana membentuk kohesifitas antar ilmu pengetahuan, salah satunya tentang hukum, kita berharap dengan adanya lomba ini maka tidak hanya membuat konstitusi kita hebat tapi juga diisi orang-orang hebat”. Papar Dr. Ilya.
Pada ajang tahunan tersebut, tim debat Universitas Muria Kudus berhasil menjadi juara 1 (satu), sementara juara 3 (tiga) diraih Universitas Diponegoro, Semarang. Berdasarkan hasil seleksi tahap eliminasi, terdapat dua puluh empat perguruan tinggi yang dinyatakan lolos ke tahap regional. Selanjutnya, kompetisi debat konstitusi mahasiswa antar perguruan tinggi se-Indonesia 2015 tahap nasional rencananya akan dilaksanakan pada 9 s.d. 12 Juni 2015 di Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Mahkamah Konstitusi Cisarua, Bogor.

Kompetisi Debat Konstitusi Mahasiswa Se-Indonesia Regional Tengah Resmi Dibuka di UII

ImageKompetisi debat konstitusi antar mahasiswa Perguruan Tinggi se-Indonesia Regional Tengah resmi dibuka pelaksanaannya di Universitas Islam Indonesia (UII). Kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi RI ini merupakan ajang untuk menguji pemahaman mahasiswa dalam merespon isu-isu konstitusi yang sering mengemuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bertempat di Auditorium Perpustakaan Moh. Hatta UII pada Ahad sore (24/5), acara pembukaan dihadiri oleh Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi RI, Dr. Anwar Usman, SH., MH bersama Rektor UII, dan tim debat yang mewakili 24 perguruan tinggi yang lolos seleksi regional. Terpilihnya UII sebagai tuan rumah acara regional tengah tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi sivitas akademika UII karena banyak PT lain di Yogya yang juga berharap menjadi tuan rumah.
Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc menyambut baik penyelenggaraan acara debat konstitusi di kampusnya. “Dalam era demokratisasi seperti sekarang, bangunan politik suatu negara tidak mungkin dijalankan tanpa melalui pondasi yang kokoh, yakni konstitusi. Acara debat konstitusi ini sangat positif untuk memantik kepedulian mahasiswa terhadap masalah-masalah konstitusi”, terangnya.
Menurutnya, kompleksitas permasalahan bangsa Indonesia saat ini juga berdampak pada tantangan baru bagi konstitusi dan MK. Komunitas akademik sebenarnya dapat berperan lebih untuk turut membantu menyelesaikan permasalahan tersebut lewat sumbangan pemikirannya. “Oleh karena itu, kompetisi debat ini bukan semata-mata ajang untuk menunjukkan siapa yang hebat berargumen namun bagaimana para mahasiswa dapat aktif menyumbang pemikirannya dalam isu konstitusi”, tegasnya.
Sementara, Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi RI, Dr. Anwar Usman, SH., MH mengatakan bahwa lewat kompetisi debat, MK ingin menjaring pemikiran para mahasiswa dalam melihat permasalahan dan isu yang berkaitan dengan konstitusi. “MK memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan peran dan eksistensinya kepada masyarakat, salah satunya melalui penyelenggaraan kompetisi debat ini”, ujarnya.
Ia juga berpesan agar para peserta dapat menyampaikan argumen dengan cara yang santun dan memakai logika hukum, bukan dengan berdebat kusir. Selanjutnya para peserta yang menjadi juara di tingkat regional akan mengikuti kompetisi nasional dengan para juara dari regional lain yang akan digelar pada 9-12 Juni 2015 di Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi MK, Cisarua, Bogor.
Panitia Debat MK Regional Tengah, Anang Zubaidy, SH., MH mengatakan kiprah MK sebagai lembaga peradilan ketatanegaraan pasca reformasi memang banyak berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan hukum di Indonesia. “Namun sayangnya perkembangan kiprah MK ini belum diikuti pemahaman yang baik dari para mahasiswa terhadap berbagai isu dan permasalahan konstitusi sehingga kompetisi debat menjadi relevan untuk digelar”, katanya.