Perkembangan dunia global saat ini menyajikan peluang yang menjanjikan bagi perkembangan karier di bidang dunia jurnalistik. Hal ini banyak dipengaruhi oleh semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan informasi yang cepat dan dapat diakses setiap saat. Jurnalisme merupakan salahsatu bidang yang dapat menjawab tantangan kebutuhan informasi tersebut.
Oleh karenanya, saat ini profesi jurnalis maknanya semakin meluas. Tidak hanya melekat pada seorang wartawan yang bekerja bagi sebuah surat kabar namun masyarakat umum yang memiliki ketertarikan pada bidang tulis menulis pun kini memiliki kesempatan luas untuk turut berkecimpung di dalamnya.
Sebagaimana tergambar dalam workshop “Jurnalistik dan Public Speaking” yang digelar oleh Direktorat Humas UII. Workshop yang diadakan di Gedung Prof. Dr. Sardjito, kampus terpadu UII, Selasa (26/5) ini banyak mengulas aspek-aspek menarik dalam dunia jurnalistik dan public speaking.Para peserta yang sebagian besar terdiri dari para mahasiswa nampak tidak jemu menyimak pemaparan pembicara hingga workshop berakhir di sore harinya. Pada sesi yang sama juga disampaikan penyerahan hadiah bagi para peserta Lomba Mendesain Poster bertemakan Milad ke-72 UII yang juga diadakan oleh Humas UII.
Pembicara pertama yang dihadirkan dalam workshop tersebut adalah Arief Santosa, Kepala Peliputan Surat Kabar Jawa Pos yang membahas tentang bagaimana menulis opini.Sebelum memulai sesi materinya, wartawan senior ini mengajak para peserta untuk memahami pentingnya aktifitas membaca bagi siapa pun yang ingin menekuni dunia tulis menulis.
“Salah satu kunci menghasilkan tulisan bermutu adalah dengan rajin membaca. Membaca dapat menjadi media untuk mencari-cari referensi gaya tulisan berbagai penulis sehingga memperkaya khasanah tulisan yang akan kita buat”, terangnya.
Selanjutnya, terkait dengan langkah-langkah membuat tulisan, ia memberikan tips.“Tahap yang paling susah dalam menulis adalah ketika di awal, setelah memulai baru bisa mengalir. Pilihlah tema atau jenis tulisan yang anda suka, kemudian susunlah outline, selanjutnya tentukan lead yang menarik, dan bahaslah dengan cara yang unik”, tambahnya lagi.
Menurutnya, status sebagai mahasiswa adalah masa yang paling ideal untuk memupuk sebanyak mungkin pengalaman jurnalistik dengan cara rajin menulis. Dengan membiasakan rajin menulis sejak kuliah tidak hanya membawa manfaat bagi mahasiswa yang ingin menekuni profesi jurnalis tetapi juga bidang profesi lain.
Wakil Rektor II UII, Dr. Nur Feriyanto, M.Si turut mengapresiasi penyelenggaraan workshop. “Acara workshop pada pagi ini sungguh merupakan acara yang saya tunggu-tunggu karena bobot dan manfaatnya yang sangat besar bagi para peserta khususnya adik-adik mahasiswa”, jelasnya singkat.Ia berharap melalui workshop ini dapat mengantarkan para mahasiswa untuk mengenal dan mencintai dunia jurnalistik.
Senada dengan hal itu, Direktur Humas UII, Karina Utami Dewi, S.IP., MA mengatakan workshop memang merupakan salah satu bagian program pengembangan Humas yang menyasar peserta mahasiswa. Ke depan program-program semacam ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan.
Public Speaking dengan Mengenal Represensational System Audiens
Pada sesi selanjutnya, para peserta diajak mengenal dunia public speaking oleh pembicara Tika Yusuf. Tika merupakan seorang penyiar radio Swaragama yang dikenal luas oleh publik Yogya lewat suaranya yang khas dan enerjik. Dalam sesi materinya, Tika Yusuf menjelaskan tentang aspek representasional system dalam berkomunikasi.
“Setiap orang mempunyai cara mengkomunikasikan dirinya dengan cara yang berbeda. Ada yang lebih dominan di aspek auditorinya, visualisasinya, atau kinestetiknya”, jelas alumni Indonesia Mengajar ini. Oleh karena itu, ia menyarankan sangat penting agar public speakermemahami tipe audiens agar dapat mengkomunikasikan idenya dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar