Rabu, 27 Mei 2015

Tips foto malam hari

ISO dan Shutter Speed
Mulailah mencoba mengambil gambar dengan ISO rendah dan diikuti dengan setelan shutter speed yang menyesuaikan  untuk mendapatkan contrast bagus dan sedikit noise.

Aperture
Untuk aperture gunakan f/11 atau f/16 agar mendapatkan DoF (Depth of Field) lebih, sehingga akan banyak obyek yang akan tertangkap kamera.

Waktu yang tepat
Maksud dari waktu yang tepat disini adalah, pilihlah waktu yang paling baik (sesuai konsep anda masing-masing), sebagai contoh pemandangan kota dimalam hari setelah hujan deras akan sangat bagus untuk diambil gambarnya, karena jalanan yang basah akan memantulkan lampu kota, dan akan menjadikan hasil foto lebih dramastis.

Tripod
Tripod wajib digunakan untuk memotret di malam hari, karena memotret dimalam hari membutuhkan exposure yang panjang. Menggunakan tripod akan mengurangi guncangan agar gambar lebih tajam.

White Balance (WB)
cobalah beberapa filter White balance untuk mendapatkan efek warna yang berbeda pada masing-masing frame.

Tips Foto Objek bergerak

  • Sinkronisasi
Salah satu aspek yang paling penting dalam fotografi gerak adalah sinkronisasi, yang mengantisipasi saat yang tepat untuk memotret. Jika dibuat terlalu dini, kamera tidak akan menangkap gambar yang bagus dan jika dibuat terlambat, waktu atau gambar yang paling penting terlewatkan. Untuk alasan tersebut, jenis fotografi ini sangat penting untuk mengetahui bagaimana mengantisipasi saat-saat intensitas maksimum. Namun, anda tidak harus menunggu acara tertentu untuk melatih kemampuan, karena gerakan dapat ditemukan di mana-mana di sekitar kita.

  • Peralatan yang Dibutuhkan
Membekukan suatu subjek dalam sebuah foto dapat dicapai dengan menggunakan flash. Dalam hal lensa yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari, Anda dapat menggunakan hampir semua jenis lensa, tetapi saat pengambilan gambar kegiatan olahraga, lensa tele hukumnya wajib. Jika aksi atau gerak terjadi di dekat kamera, lensa dengan panjang fokus antara 200 mm dan 300 mm sudah cukup. Tetapi untuk aksi atau gerak yang terjadi di panggung, landasan pacu atau stadion, yang berarti jarak yang agak jauh antara kamera dan subjek, anda perlu lensa dengan panjang fokus 400 mm, 500 mm atau bahkan 600 mm dalam situasi tertentu.

  • Waktu Exposure
Aksi atau gerak dapat diabadikan dalam foto dengan dua cara: versi pertama berarti shutter speed rendah dan yang kedua diwakili oleh waktu exposure yang menciptakan efek blur dan perasaan gerak. Memindahkan kamera ke arah yang diinginkan relatif mudah jika anda ingin “membekukan” objek yang bergerak, yang dapat ditangkap bahkan dengan nilai yang lebih rendah dari waktu exposure, umumnya antara 1/250 detik dan 1/500 detik. Apabila subjeknya bergerak dengan sudut 45 derajat dari kamera, pembekuan gambar dengan nilai yang disebutkan di atas akan lebih sulit.

Dengan demikian, untuk memastikan gambar tersebut berhasil, disarankan untuk memilih nilai antara 1/500 detik dan 1/1000 detik. Tapi jika anda memotret subjek bergerak dengan kecepatan tinggi, seperti mobil atau atlit yang sedang berlari, anda disarankan untuk memilih nilai sekitar 1/2000 detik.

  • Penempatan Posisi
Selain penggunaan perangkat yang akan membantu menangkap subjek dan pengaturan waktu exposure yang tepat, posisi kamera merupakan faktor penting yang berkontribusi pada keberhasilan fotografi gerak. Lokasinya harus sesuai dengan orang yang akan melihat gambar. Jika Anda berhasil merefleksikan pemirsa ke dalam suasana dan mengatur adegan, gambar anda akan lebih memukau.

Selasa, 26 Mei 2015

Mahasiswa Diajak Menyelami Dunia Jurnalistikdan Public Speaking

Perkembangan dunia global saat ini menyajikan peluang yang menjanjikan bagi perkembangan karier di bidang dunia jurnalistik. Hal ini banyak dipengaruhi oleh semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan informasi yang cepat dan dapat diakses setiap saat. Jurnalisme merupakan salahsatu bidang yang dapat menjawab tantangan kebutuhan informasi tersebut.
Oleh karenanya, saat ini profesi jurnalis maknanya semakin meluas. Tidak hanya melekat pada seorang wartawan yang bekerja bagi sebuah surat kabar namun masyarakat umum yang memiliki ketertarikan pada bidang tulis menulis pun kini memiliki kesempatan luas untuk turut berkecimpung di dalamnya.
Sebagaimana tergambar dalam workshop “Jurnalistik dan Public Speaking” yang digelar oleh Direktorat Humas UII. Workshop yang diadakan di Gedung Prof. Dr. Sardjito, kampus terpadu UII, Selasa (26/5) ini banyak mengulas aspek-aspek menarik dalam dunia jurnalistik dan public speaking.Para peserta yang sebagian besar terdiri dari para mahasiswa nampak tidak jemu menyimak pemaparan pembicara hingga workshop berakhir di sore harinya. Pada sesi yang sama juga disampaikan penyerahan hadiah bagi para peserta Lomba Mendesain Poster bertemakan Milad ke-72 UII yang juga diadakan oleh Humas UII.
Pembicara pertama yang dihadirkan dalam workshop tersebut adalah Arief Santosa, Kepala Peliputan Surat Kabar Jawa Pos yang membahas tentang bagaimana menulis opini.Sebelum memulai sesi materinya, wartawan senior ini mengajak para peserta untuk memahami pentingnya aktifitas membaca bagi siapa pun yang ingin menekuni dunia tulis menulis.
“Salah satu kunci menghasilkan tulisan bermutu adalah dengan rajin membaca. Membaca dapat menjadi media untuk mencari-cari referensi gaya tulisan berbagai penulis sehingga memperkaya khasanah tulisan yang akan kita buat”, terangnya.
Selanjutnya, terkait dengan langkah-langkah membuat tulisan, ia memberikan tips.“Tahap yang paling susah dalam menulis adalah ketika di awal, setelah memulai baru bisa mengalir. Pilihlah tema atau jenis tulisan yang anda suka, kemudian susunlah outline, selanjutnya tentukan lead yang menarik, dan bahaslah dengan cara yang unik”, tambahnya lagi.
Menurutnya, status sebagai mahasiswa adalah masa yang paling ideal untuk memupuk sebanyak mungkin pengalaman jurnalistik dengan cara rajin menulis. Dengan membiasakan rajin menulis sejak kuliah tidak hanya membawa manfaat bagi mahasiswa yang ingin menekuni profesi jurnalis tetapi juga bidang profesi lain.
ImageWakil Rektor II UII, Dr. Nur Feriyanto, M.Si turut mengapresiasi penyelenggaraan workshop. “Acara workshop pada pagi ini sungguh merupakan acara yang saya tunggu-tunggu karena bobot dan manfaatnya yang sangat besar bagi para peserta khususnya adik-adik mahasiswa”, jelasnya singkat.Ia berharap melalui workshop ini dapat mengantarkan para mahasiswa untuk mengenal dan mencintai dunia jurnalistik.
Senada dengan hal itu, Direktur Humas UII, Karina Utami Dewi, S.IP., MA mengatakan workshop memang merupakan salah satu bagian program pengembangan Humas yang menyasar peserta mahasiswa. Ke depan program-program semacam ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan.
Public Speaking dengan Mengenal Represensational System Audiens
Pada sesi selanjutnya, para peserta diajak mengenal dunia public speaking oleh pembicara Tika Yusuf. Tika merupakan seorang penyiar radio Swaragama yang dikenal luas oleh publik Yogya lewat suaranya yang khas dan enerjik. Dalam sesi materinya, Tika Yusuf menjelaskan tentang aspek representasional system dalam berkomunikasi.
“Setiap orang mempunyai cara mengkomunikasikan dirinya dengan cara yang berbeda. Ada yang lebih dominan di aspek auditorinya, visualisasinya, atau kinestetiknya”, jelas alumni Indonesia Mengajar ini. Oleh karena itu, ia menyarankan sangat penting agar public speakermemahami tipe audiens agar dapat mengkomunikasikan idenya dengan baik.

Tim Debat UII Raih Juara II Debat Konstitusi

Image
Tiga mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) berhasil meriah juara 2 (dua) pada Kompetisi Debat Konstitusi Mahasiswa Antar Perguruan Tinggi Se-Indonesia Regional Tengah, di Auditorium Perpustakaan UII, Selasa, 26 Mei 2015. Tim UII yang menjadi juara terdiri Gagah Satria Utama, Catur Septiana Rakhmawati, dan Yuniar Rizki Hakiki. Pada tahap final, tim dihadapkan pada mosi “Remisi Bagi Terpidana Korupsi” sebagai tim kontra.
Kompetisi Debat Konstitusi ini merupakan ajang tahunan yang digelar oleh MK sejak tahun 2008.  Seperti tahun sebelumnya, debat konstitusi ini dibagi menjadi tiga regional, yakni regional barat yang meliputi Sumatera, Jawa Barat dan Banten. Kemudian regional tengah meliputi DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Sedangkan regional timur meliputi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Tuan rumah kompetisi debat konstitusi regional tengah tahun ini adalah Universitas Islam Indonesia.
Wakil I Rektor UII Dr. Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA.,IAI., mengapresiasi prestasi yang diraih oleh Tim Debat dari UII dan berharap dengan adanya Lomba Debat Konstitusi tersebut dapat melahirkan orang-orang hebat yang mampu berpikir kohesif dan mampu menegakkan konstitusi yang hebat pula “ Tantangan kita ke depan adalah bagaimana membentuk kohesifitas antar ilmu pengetahuan, salah satunya tentang hukum, kita berharap dengan adanya lomba ini maka tidak hanya membuat konstitusi kita hebat tapi juga diisi orang-orang hebat”. Papar Dr. Ilya.
Pada ajang tahunan tersebut, tim debat Universitas Muria Kudus berhasil menjadi juara 1 (satu), sementara juara 3 (tiga) diraih Universitas Diponegoro, Semarang. Berdasarkan hasil seleksi tahap eliminasi, terdapat dua puluh empat perguruan tinggi yang dinyatakan lolos ke tahap regional. Selanjutnya, kompetisi debat konstitusi mahasiswa antar perguruan tinggi se-Indonesia 2015 tahap nasional rencananya akan dilaksanakan pada 9 s.d. 12 Juni 2015 di Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Mahkamah Konstitusi Cisarua, Bogor.

Kompetisi Debat Konstitusi Mahasiswa Se-Indonesia Regional Tengah Resmi Dibuka di UII

ImageKompetisi debat konstitusi antar mahasiswa Perguruan Tinggi se-Indonesia Regional Tengah resmi dibuka pelaksanaannya di Universitas Islam Indonesia (UII). Kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi RI ini merupakan ajang untuk menguji pemahaman mahasiswa dalam merespon isu-isu konstitusi yang sering mengemuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bertempat di Auditorium Perpustakaan Moh. Hatta UII pada Ahad sore (24/5), acara pembukaan dihadiri oleh Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi RI, Dr. Anwar Usman, SH., MH bersama Rektor UII, dan tim debat yang mewakili 24 perguruan tinggi yang lolos seleksi regional. Terpilihnya UII sebagai tuan rumah acara regional tengah tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi sivitas akademika UII karena banyak PT lain di Yogya yang juga berharap menjadi tuan rumah.
Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc menyambut baik penyelenggaraan acara debat konstitusi di kampusnya. “Dalam era demokratisasi seperti sekarang, bangunan politik suatu negara tidak mungkin dijalankan tanpa melalui pondasi yang kokoh, yakni konstitusi. Acara debat konstitusi ini sangat positif untuk memantik kepedulian mahasiswa terhadap masalah-masalah konstitusi”, terangnya.
Menurutnya, kompleksitas permasalahan bangsa Indonesia saat ini juga berdampak pada tantangan baru bagi konstitusi dan MK. Komunitas akademik sebenarnya dapat berperan lebih untuk turut membantu menyelesaikan permasalahan tersebut lewat sumbangan pemikirannya. “Oleh karena itu, kompetisi debat ini bukan semata-mata ajang untuk menunjukkan siapa yang hebat berargumen namun bagaimana para mahasiswa dapat aktif menyumbang pemikirannya dalam isu konstitusi”, tegasnya.
Sementara, Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi RI, Dr. Anwar Usman, SH., MH mengatakan bahwa lewat kompetisi debat, MK ingin menjaring pemikiran para mahasiswa dalam melihat permasalahan dan isu yang berkaitan dengan konstitusi. “MK memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan peran dan eksistensinya kepada masyarakat, salah satunya melalui penyelenggaraan kompetisi debat ini”, ujarnya.
Ia juga berpesan agar para peserta dapat menyampaikan argumen dengan cara yang santun dan memakai logika hukum, bukan dengan berdebat kusir. Selanjutnya para peserta yang menjadi juara di tingkat regional akan mengikuti kompetisi nasional dengan para juara dari regional lain yang akan digelar pada 9-12 Juni 2015 di Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi MK, Cisarua, Bogor.
Panitia Debat MK Regional Tengah, Anang Zubaidy, SH., MH mengatakan kiprah MK sebagai lembaga peradilan ketatanegaraan pasca reformasi memang banyak berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan hukum di Indonesia. “Namun sayangnya perkembangan kiprah MK ini belum diikuti pemahaman yang baik dari para mahasiswa terhadap berbagai isu dan permasalahan konstitusi sehingga kompetisi debat menjadi relevan untuk digelar”, katanya.

Rabu, 15 April 2015

Tips Memilih Lensa Kamera DSLR


- Lensa standar
Berukuran 50mm dengan sudut pandang mata normal, biasanya sudah menjadi satu paket bawaan ketika kita membeli kamera DSLR. Seperti pengalaman saya ketika mulai belajar fotografi dulu, lensa inilah yang menjadi andalan. Jika ada obyek yang menarik, kitalah yang harus maju mundur untuk mengatur komposisi terhadap si obyek. Saya sendiri rindu untuk mengembalikan fotografi sebagai hobi seperti dulu, nikmat sekali rasanya.

- Lensa wide angle
Berukuran antara 18mm sampai dengan 35mm dan bersudut pandang lebih lebar dari lensa standar. Sangat cocok bagi yang senang memotret pemandangan atau bagi yang suka bereksperimen dengan pandangan bersudut lebar, seperti foto di sini.

- Lensa tele
Berukuran antara 80mm keatas dan bersudut pandang sempit atau lebih terfokus pada sebuah obyek. Biasa digunakan untuk keperluan pemotretan model, fashion dan even olahraga.

- Lensa zoom
Memiliki range sudut pandang yang panjang dengan banyak pilihan untuk keperluan yang beragam. Ada yang berukuran 18mm-135mm atau wide angle ke telefoto, yang medium antara 35mm- 80mm atau telefoto ke super telefoto; 100mm-400mm. Karena kefleksibilitasannya ini sekarang lensa zoom banyak dijadikan senjata andalan para fotografer. Hanya dengan memutar ring lensa zoom, seorang fotografer sudah dapat melakukan berbagai komposisi pada obyek fotonya.

Tips dan Trik Fashion Fotografi


Orang-orang kreatif di balik sebuah pemotretan fashion fotografi biasanya terdiri dari :

- Fashion stylist atau pengarah gaya
Seorang fashion stylist bertugas untuk membuat konsep pembentukkan imej secara visual, menyelaraskan dengan elemen produk fashion yang dijual dengan target segmen pasarnya.

- Fotografer
Seorang fotografer bertugas untuk menghasilkan atau menterjemahkan konsep imej dari produk fashion yang akan dijual ke dalam bentuk visual.

- Make up artist dan hair stylist
Seorang make up artist dan hair stylist bertugas untuk membentuk look pada seorang model sesuai dengan konsep yang sudah diberikan oleh seorang fashion stylist.

Dari setiap profesi di atas sangat diperlukan kerjasama dan masukkannya agar sebuah pemotretan produk fashion dapat berjalan dengan optimal.

Selasa, 14 April 2015

style fotografi


Berbicara mengenai style fotografi berarti berbicara tentang keunikan dari tiap-tiap fotografer didalam menghasilkan karya mereka. 

Mengapa unik? Karena setiap hasil karya foto dari tiap-tiap fotografer itu tidak ada yang sama. Entah itu dari masalah anglenya, cara dia mengarahkan gaya pada modelnya, penerapan pada lightingnya atau olah digitalnya. Semuanya benar-benar berbeda satu dengan yang lain.

Sewaktu masih bekerja di studio foto dulu, rekan-rekan sepekerjaan bisa dengan mudah membedakan yang mana hasil karya si A dan yang mana hasil karya si B hanya dengan melihat beberapa lembar foto saja. Berarti dari sini style atau gaya fotografi mereka sudah terbentuk.

Hal ini memang menjadi sesuatu yang keluar dengan sendirinya disebabkan karena kepribadian yang berbeda-beda dari sang fotografer. Sesuatu yang unik dan personal.

Menemukan atau membentuk style fotografi kita sendiri hendaknya jangan menjadi beban atau sesuatu yang dipaksakan. Memang pada tahap awal belajar kita pasti meniru atau mencontoh style fotografi dari para senior kita atau fotografer yang kita idolakan dan ini lumrah terjadi.

Seiring berjalannya waktu, dengan terus menekuni kegiatan yang kita cintai ini, membebaskan pandangan, berpikiran 'out of the box', menekan tombol rana dengan nyaman, menghasilkan sesuatu yang unik, dan menjadi diri sendiri maka secara alamiah perlahan tapi pasti , style fotografi anda akan terbentuk.

Kenali Kamera Anda


Mengenal dan menguasai penggunaan kamera pribadi masing-masing dapat dilakukan dengan cara :

1 . Baca buku manualnya.

Biasanya kegiatan ini yang paling segan untuk dilakukan oleh para fotomania. Tapi dengan membaca manualnya kita akan memiliki gambaran secara menyeluruh tentang cara kerja, kemampuan serta kelebihan dari kamera kita.

2 . Eksplorasi kamera.

Coba dan tes seluruh kemampuan dari kamera anda. Coba satu-persatu seluruh modus yang tersedia, tentukan fokusnya, atur kecepatan serta diafragma, perhatikan eksposur, ubah sensitifitas ISO nya. Perhatikan setiap perubahan yang dihasilkan dengan mengamati hasil fotonya.

3 . Data teknis.

Baca dan pahami setiap data teknis dari foto-foto yang dihasilkan oleh kamera anda, khususnya hasil foto yang anda anggap bagus dan menarik serta mewakili selera pribadi anda.

Dengan pengenalan dan penguasaan yang baik terhadap cara kerja dan kemampuan kamera pribadi, diharapkan agar kita dapat mengantisipasi setiap momen yang ingin kita tangkap dan menghasilkan karya-karya ciamik dan luar biasa.

Shutter Count Kamera DSLR


Mungkin beberapa dari kita tidak memperhatikan atau biasanya memang tidak ada yang memberi tahu, sampai di mana batas hidup atau istilahnya shutter count dari kamera DSLR yang kita miliki.

Jadi shutter count adalah sampai berapa kali kamera digital kita dapat mengambil gambar.

Sama seperti gadget digital lainnya, semuanya memiliki batas hidup. Seperti ketika tuts keyboard dari PC di rumah kita ada beberapa yang tidak berfungsi karena sudah beberapa tahun dipakai.

Berbeda dengan kamera SLR mekanik dulu, asal kita merawatnya dengan baik dan cara pemakaian yang apik, maka umur penggunaanya pun akan lebih panjang.

Shutter count pada setiap kamera DSLR pun berbeda-beda tergantung pada banyak faktor. Berdasarkan hasil gugling, angka rata-rata shutter count untuk kamera DSLR adalah sekitar 100.000.

Informasi shutter count dari sebuah kamera menjadi sangat penting bagi yang ingin membeli kamera DSLR second. Untuk menceknya, kita bisa menggunakan software yang disediakan oleh masing-masing merk kamera.

Tapi setelah kamera kita mencapai limit shutter count nya, kita tinggal mengganti shutter release kamera tersebut pada authorize service center pemegang merk, hingga kamera kita dapat dioperasikan lagi seperti semula.

Tips Foto Bokeh


Istilah foto bokeh mungkin tidak begitu populer bagi awam dan sebagian pekerja seni foto lainnya. Saya sendiri mengenal istilah ini sejak mulai bersinggungan dengan internet.

Kata 'bokeh' sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti 'blur' atau 'kabur'. Istilah bokeh pertama kali dipopulerkan pada tahun 1997 di Photo Techniques Magazine oleh editor Mike Johnston, untuk menunjuk pada obyek foto yang dikelilingi oleh gambar latar belakang yang blur.

Foto bokeh sangat erat kaitannya dengan pemilihan ruang tajam yang bercerita sehingga menguatkan tampilan dari obyek utamanya. Jadi tidak hanya sekedar foto dari sebuah obyek yang latar belakangnya blur semata.

Untuk menciptakan foto bokeh yang asik, ada tahap-tahap yang perlu untuk diperhatikan :

Ruang tajam
Tentukan dulu seberapa blur latar belakang yang akan anda terapkan pada sebuah obyek daripada hanya sekadar membuatnya blur semata. Sebab kadang latar belakang yang tidak terlalu blur akan dapat bercerita dan membuat tampilan obyek utamanya menjadi lebih kuat.

Lensa
Semakin panjang fokal lensanya atau lensa tele maka semakin sempit ruang tajam yang dihasilkannya. Biasanya dengan menggunakan lensa tele 100 mm ke atas atau lensa yang memiliki aperture yang cukup besar . Misalnya lensa 50 mm dengan f 1.2.

Pemilihan obyek
Pilihlah obyek yang dapat membuat foto bokeh anda bisa bercerita dan sedap dipandang mata. Dengan banyaknya latihan lama-kelamaan kepekaan mata kita akan dapat memilih obyek mana yang layak untuk dijadikan sebuah foto bokeh.

Tips Fotografer Makro


1 . Lensa makro
Jika anda serius ingin menggeluti fotografi makro dan mempunyai dana lebih, tidak ada salahnya anda memiliki lensa ini sebagai investasi. Sebab lensa makro adalah alat yang dapat menghasilkan gambar yang paling baik untuk fotografi makro dibanding alat yang lain.

2 . Reverse ring
Alat ini yang paling banyak digunakan oleh para pemula karena harganya yang terjangkau. Berfungsi untuk menyambung bagian muka lensa dengan bodi kamera atau memasang lensa secara terbalik terhadap bodi kamera. Imej yang dihasilkan cukup tajam dengan ruang tajam yang sempit.

3 . Filter close up
Sama seperti penggunaan filter-filter lainnya yaitu direkatkan di bagian depan lensa kamera. Dengan tingkat pembesaran yang beragam, mulai dari +1 sampai dengan +10. Dampak dari penggunaan filter ini adalah mempersempit ruang tajam.

4 . Extension tube
Alat ini dapat meningkatkan pembesaran pada gambar tergantung pada berapa kali pembesarannya. Sesuai dengan namanya, alat ini dipasang di antara bodi kamera dan lensa. Hal yang perlu diperhatikan adalah pemotretan jadi memerlukan pencahayaan atau exposure yang lebih lama agar gambar dapat tercahayai dengan baik.

Pada artikel fotografi makro berikutnya saya akan mencantumkan alat-alat yang tidak lazim yang dapat kita gunakan untuk membuat foto makro. Selain lebih murah, semuanya menuntut kita untuk lebih kreatif. Selamat mencoba!

Tips Foto Makanan


1 . Pencahayaan yang cukup.

Penting bagi kita untuk dapat memberikan cahaya yang cukup sebab foto makanan akan lebih bagus hasilnya jika difoto dalam keadaan terang. Salah satu sumber cahaya yang baik dan dapat kita manfaatkan secara gratis adalah cahaya matahari. Contoh : foto dengan teknik window lighting.

2 . Tidak menggunakan flash atau lampu kilat.

Kadang kita ingin mengambil praktisnya saja dengan menggunakan lampu kilat agar foto makanan kita dapat tercahayai dengan baik. Tapi tahukah kita kalau lampu kilat dapat mengurangi keaslian warna foto makanan kita menjadi lebih pucat tepatnya, sehingga bisa mengurangi imej cita rasanya.

3 . Fokus.

Biasanya jarak minimal antara obyek foto dengan kamera saku berkisar antara 0,5 meter. Lebih dekat dari itu obyek foto kita akan buram hasil fotonya. Usahakan agar obyek foto kita tetap fokus dan jika kita memerlukan imej yang lebih besar, kita dapat mengcropingnya pada tahap editing.

4 . Aksesori dan penataan.

Untuk menambah cita rasa, kita dapat menambahkan aksesoris sebagai pemanis atau kalau tidak salah; garnish dalam istilah kulinernya. Juga penataan obyek foto agar lebih apik penampilannya.Untuk hal ini saya menyarankan agar kita lebih sering buka-bika majalah wanita atau buku resep masakan agar kita bisa mencontoh hasil kerja dari food stylistnya.

Selamat mencoba.

Jumat, 20 Maret 2015

Review lensa Nikon AF-S 18-300mm VR

Pemakai DSLR Nikon tentu kenal satu lensa zoom yang biasa disebut dengan lensa sapujagat, yaitu AF-S 18-200mm VR. Lensa ini disebut sapujagat karena dengan lensa ini pemakainya bisa memilih fokal dari wideangle (18mm) hingga telefoto (200mm) tanpa perlu berganti lensa. Tahun ini Nikon membuat satu lagi lensa yang rentang fokalnya bahkan lebih panjang yaitu AF-S 18-300mm VR, sehingga fokal efektifnya ekivalen dengan 28-450mm. Kali ini saya coba sajikan review singkat mengenai lensa baru ini, baik secara kesan pemakaian, kinerja dan tentunya kualitas optik.

Lensa Nikon AF-S 18-300mm VR ini termasuk lensa DX yang didesain khusus untuk DSLR dengan sensor APS-C. Ditinjau dari ukurannya memang lensa ini sudah termasuk besar dengan bobot lebih dari 800 gram dan panjang 120mm dan punya diameter filter 77mm. Lensa seharga USD 1000 ini masih tergolong lensa kelas konsumer, dengan ciri bodi terbuat dari plastik dan belum ada weatherseal layaknya lensa pro. Tapi lensa ini punya beberapa nilai plus seperti adanya jendela pengukur jarak, ring manual fokus yang bisa diputar di mode AF (ditandai dengan adanya tuas berkode M/A-M), dan switch pengunci di posisi 18mm supaya tidak melorot saat lensa menghadap bawah. 

Lensa yang punya 19 elemen (3 diantaranya ED dan 3 lagi aspherikal) ini akan semakin memanjang saat zoomnya diputar ke fokal tele, hingga mencapai panjang 220mm. Bukaan lensa ini juga akan mengecil saat dizoom, mulai dari f/3.5 di posisi 18mm, lalu mengecil jadi f/4 di posisi 28mm, f/5.3 di 50mm dan f/5.6 di 70mm. Dari 70mm hingga 300mm bukaan maksimalnya konstan di f/5.6 sehingga rentan blur bila kurang cahaya. Untuk itulah fitur VR terasa sangat dibutuhkan buat lensa ini. Nikon mengklaim VR di lensa ini bekerja hingga 4 stop, dengan dua mode yaitu Normal dan Active. Active mode bisa dipilih bila kamera dipakai di tempat yang tidak stabil/diam seperti didalam mobil yang bergerak. 

http://default.media.ipcdigital.co.uk/11134/000002145/7e84/AF-S-DX-Nikkor-18-300mm-f3.5-5.6G-ED-VR-main.jpg
Nikon AF-S 18-300mm VR
Penempatan tuas VR, fokus, switch 18mm semuanya di sebelah kiri dan mudah diakses dengan jempol kiri kita. Ring manual fokus berada di bagian belakang lensa, sementara ring untuk zoom berada di depan dengan ukuran yang pas. Putaran zoom terasa mantap saat diputar, tidak terlalu longgar atau sebaliknya. Skala indikator fokal hanya menyediakan angka 18mm-28mm-50mm-105mm-200mm-300mm dan untuk mendapat fokal lensa selain itu kita perlu menebak. Bahkan saat saya memutar lensa di posisi 200mm, data di EXIF menunjukkan fokal lensa adalah 195mm (ada sedikit deviasi disini). Ini adalah kompromi dari lensa yang termasuk superzoom, berbeda dengan lensa zoom yang rentangnya lebih sempit/pendek.

Kinerja  
Tidak ada keluhan mengenai kinerja auto fokus dari lensa ini. Motor SWM didalam lensa AF-S ini bekerja cepat dan suaranya terdengar lembut. Ring manual fokus di lensa ini bisa diputar kapan saja, meski tuas selektor fokus di lensa ada di posisi M/A. Berguna bila kita memakai auto fokus lalu setelah fokus didapat kita merasa perlu merubah sedikit jarak fokusnya. Di lensa Nikon yang murah meriah (misal lensa kit), kita harus menggeser tuas fokus di lensa dari A ke M barulah kita bisa melakukan manual fokus. Jarak fokus minimum lensa ini sendiri cukup lumayan dengan 45 cm di seluruh panjang fokal, kita bisa dapatkan foto close up yang punya rasio perbesaran 1:3.2 lumayan buat sekedar memotret benda yang cukup dekat. 
Fitur Vibration Reduction (VR) di lensa ini sudah generasi kedua, dengan klaim 4 stop dan ada dua mode (Normal dan Active). Dari pengujian yang dilakukan di fokal 300mm, VR yang diaktifkan bisa mendapatkan foto yang tajam meski memakai speed lambat antara 1/30 hingga 1/20 detik. Seperti biasa, untuk mendapatkan hasil terbaik kita tetap harus memegang kamera dengan stabil, lalu tombol shutter ditekan setengah (VR akan mulai bekerja), tunggu sejenak sampai gambar di jendela bidik tampak stabil barulah foto diambil.

Pengertian ISO


 
Sebagai komponen ketiga bisa digunakan sensitivitas sensor atau ISO. Bila dulu jaman fotografi film, kita perlu memilih film dengan ASA tertentu, maka di era digital ini nilai ISO bisa dirubah sesuai kebutuhan. Tiap kamera punya sensor yang ISO-nya bisa dirubah dari paling rendah (ISO dasar) sampai paling tinggi. Semakin tinggi ISO maka sensor semakin sensitif atau peka dalam menangkap cahaya. Rentang ISO di kamera umumnya berkisar dari ISO terendah (ISO 100 atau ISO 200) hingga ISO sangat tinggi (ISO 3200 atau ISO 6400).
 
ISO
ISO Setting
Hal-hal yang perlu diingat berkaitan dengan ISO adalah : 
  • semakin tinggi ISO maka sensor semakin peka terhadap cahaya, sehingga foto akan semakin terang
  • semakin rendah ISO maka sensor semakin tidak peka terhadap cahaya, sehingga foto akan semakin gelap
  • ISO tinggi akan membawa dampak adanya noise berupa bintik-bintik pada foto, akibat sensor yang dipaksa untuk lebih sensitif
  • semakin tinggi ISO maka noise akan semakin banyak, batas yang masih bisa diterima antara kualitas dan noise untuk kamera DSLR adalah ISO 1600
  • ISO bisa dinaikkan bila kondisi pemotretan cenderung kurang cahaya, sementara kita ingin memilih nilai shutter yang tidak terlalu lambat
Dengan memahami keterkaitan antara shutter, diafragma (aperture) dan ISO maka kita bisa menghasilkan foto dengan eksposur yang tepat dalam mode manual. Selain itu kita pun perlu mengenali peralatan yang dimiliki, seperti berapa shutter speed maksimum, berapa bukaan lensa maksimum dan berapa ISO maksimum kamera kita.

Aperture



Pada setiap lensa ada sebuah komponen bernama aperture, berbentuk lubang yang bisa diatur diameternya, dari yang terbesar hingga terkecil. Bila bukaan diafragma besar maka lensa akan memasukkan lebih banyak cahaya, bila bukaan dibuat lebih kecil maka cahaya yang masuk akan dikurangi. Besar kecilnya bukaan dinyatakan dalam deret f number, dimana bukaan besar punya f number kecil (misal f/1.8 atau f/2.8) dan bukaan kecil punya f number besar (misal f/22 atau f/36).
 
aperture
Aperture
Hal-hal yang perlu diingat berkaitan dengan bukaan diafragma adalah :  
  • semakin besar bukaan maka cahaya yang masuk akan semakin banyak, sehingga foto akan semakin terang
  • semakin kecil bukaan maka cahaya yang masuk akan semakin sedikit, sehingga foto akan semakin gelap
  • bukaan besar akan membuat ruang tajam (depth of field) menjadi semakin sempit, sehingga obyek akan tajam sedang latar belakang akan blur (out of focus)
  • bukaan kecil akan membuat obyek dan latar belakang sama-sama tajam

Shutter dalam Kamera



Komponen shutter speed (kecepatan rana) mengatur durasi atau lamanya eksposur. Untuk mengatur durasi ini, ada komponen dalam kamera yang bernama shutter, yang bertugas membuka dan menutup. Waktu yang dibutuhkan shutter untuk membuka sampai menutup disebut dengan kecepatan rana, dinyatakan dalam detik. Kecepatan rana di kamera umumnya berkisar antara 1/4000 detik (sangat cepat) hingga beberapa detik (sangat lambat). 

Hardware
Hal-hal yang perlu diingat berkaitan dengan shutter speed adalah : 
  • semakin cepat shutter maka cahaya yang direkam akan lebih singkat, sehingga foto akan semakin gelap
  • semakin lambat shutter maka cahaya akan direkam lebih lama, sehingga foto akan semakin terang
  • shutter cepat bisa dipakai untuk membekukan gerakan atau memotret benda yang bergerak cepat
  • shutter lambat bisa dipakai untuk membuat kesan gerakan, namun bila kecepatan yang dipilih terlalu lambat maka kamera perlu dipasang di tripod (untuk mencegah goyang yang menyebabkan foto menjadi blur)

Lensa Makro

Tidak semua lensa bisa menghasilkan rasio reproduksi 1:1 karena adanya keterbatasan kemampuan mengunci fokus terdekatnya (atau minimum focus distance). Maka itu lensa yang rasionya 1:1 pasti mampu mengunci fokus terhadap benda yang sangat dekat sehingga bisa menangkap ukuran sesungguhnya dari benda kecil yang difotonya. Upaya yang bisa dilakukan untuk itu cukup banyak, mulai dari menambah filter close-up, membalik lensa sampai menambah tube. Untung sekarang sudah mulai banyak lensa khusus makro 1:1 tanpa harus repot menambah ini itu. Tapi ada juga lensa yang memasang tulisan makro (biasanya lensa zoom) meski tidak memiliki rasio reproduksi maksimum 1:1 dan lensa ini pada dasarnya bukan lensa makro sebenarnya. Ada lensa makro yang maksimumnya hanya 1:3,7 dan ada juga yang 1:2. Lensa semacam itu tetap berguna untuk foto close-up karena memang bisa dipakai untuk memotret benda yang dekat tapi tidak 1:1. 
Satu yang perlu dipahami, bila lensa makro menyatakan mampu menghasilkan rasio 1:1 artinya itu adalah nilai maksimum, saat benda yang difoto berada agak jauh dari lensa maka pembesarannya juga akan menurun (logis kan..). Lalu bagaimana memastikan lensa yang dipakai memang benar 1:1? Gampang, foto saja penggaris dari jarak dekat sehingga skala yang ditampilkan adalah sepanjang 22 mm persis (asumsi sensor Canon APS-C adalah selebar 22 mm). Untuk itu mungkin lensa akan berada dekat sekali dengan penggaris, tergantung panjang fokal lensanya (biasanya lensa makro itu fix 40mm, 60mm, atau 100mm). Bila lensa berhasil mengunci fokus maka lensa tersebut memang 1:1. 
Jadi secara teori, foto dengan pembesaran lebih kecil dari 1:1 pada prinsipnya bukanlah foto makro, tapi foto close-up. Hanya saja kita akan repot kalau semua foto yang dikategorikan makro harus dicek benar-benar rasio reproduksinya. Lalu ada lagi yang namanya extreme macro (atau super makro), yaitu hasil foto yang lebih besar dari ukuran aslinya. Misalnya rasio reproduksinya adalah 4:1 atau 4x lipat ukuran normalnya. Hasil fotonya pun akan membesarkan detail dari obyek yang difoto, misal detail pada mata seekor lalat bisa ditampilkan dengan super makro ini.

Sistem auto fokus kamera EOS



Pada prinsipnya auto fokus (AF) di kamera EOS memakai motor AF yang ada di lensa, dengan kata lain semua lensa untuk sistem kamera Canon EOS memiliki motor auto fokus didalamnya. Hal ini berbeda dengan sistem Nikon dimana  lensa Nikon yang dibuat sebelum tahun 1992 belum dilengkapi dengan motor fokus (sehingga untuk auto fokus harus mengandalkan motor AF di bodi). Namun perhatikan kalau Canon membedakan kualitas motor fokus di lensanya (lensa murah dan lensa mahal diberikan motor AF yang berbeda jenis dan kualitasnya).
lensa EF
Canon Zoom Lens System
Terdapat dua jenis motor di lensa Canon, yaitu :
  • motor AFD (arc-form drive) atau micromotor drive -> untuk lensa murah
  • motor USM (ultrasonic motor) -> untuk lensa mahal

Motor AFD merupakan motor mikro yang konvensional dan murah. Didalamnya terdapat koil magnet yang berputar bila dialiri tegangan listrik. Motor ini bersuara berisik saat sedang berputar dan kecepatannya pun sedang-sedang saja. Perhatikan kalau lensa Canon EF/EF-S yang tidak diberi label USM artinya motor di dalamnya memakai sistem AFD alias motor fokus biasa.

USM canon
 
Di lain pihak, sistem USM di lensa Canon merupakan teknologi baru yang menggerakkan motor dengan gelombang yang memberikan kecepatan lebih tinggi namun dengan suara yang lebih halus. Prinsip serupa juga diterapkan oleh Nikon dengan motor SWM, Sigma dengan HSM dsb. Namun lagi-lagi Canon membagi lensa dengan teknologi USM ini kedalam dua kelompok, yaitu lensa USM untuk lensa mahal dan USM untuk lensa yang biasa. Semua lensa L series memakai motor jenis USM.

Adapun dua jenis motor USM di lensa Canon, yaitu :
  • USM berbasis ring untuk lensa mahal
  • USM berbasis micromotor untuk lensa yang lebih murah
 
Perbedaan keduanya ada di prinsip kerja dan kemampuan manual fokus instan (FTM full-time manual). Pada lensa USM berbasis ring, kita bisa langsung memutar ring manual fokus kapan saja kita mau. Jadi berpindah dari auto fokus ke manual fokus bisa dilakukan langsung tanpa memindah tuas AF ke MF. Bila memakai lensa non USM atau lensa USM murah (dengan micromotor), kita harus memindahkan tuas AF ke MF baru memutar ring manual fokus.

Lensa dengan kode USM atau bukan tidak akan berpengaruh pada kualitas optik, karena USM hanya menandakan sistem kerja motor AF saja. Bila anda dalam keseharian sering memotret benda yang bergerak, atau ajang olah raga dan perlu kinerja tercepat dari sistem AF lensa Canon, maka pilihlah lensa dengan teknologi USM didalamnya.
 
40mm STM
Canon Lens EF 40mm FIX
Inovasi berikutnya dalam hal auto fokus di lensa Canon adalah lensa STM. Lensa STM ini (Stepper Motor) dibuat untuk menutupi kelemahan Canon dalam hal auto fokus kontinu saat live view maupun merekam video. Canon mengembangkan teknologi STM ini bersamaan dengan modifikasi sensor (ditemui di EOS 650D dan kamera EOS-M) dimana sensor ditambahkan piksel deteksi fasa sehingga secara teori bisa auto fokus dengan cepat bila memakai lensa STM. Keuntungan kamera 650D yang dipasangkan dengan lensa STM adalah saat merekam video dimungkinkan auto fokus, bahkan fokus kontinu dengan cepat dan tidak bersuara (suara motor fokus tidak terekam di video). Kecepatan fokus dari lensa STM tidak secepat lensa USM, dan manual fokusnya bukan manual fokus mekanis tapi elektronik

Kamis, 19 Maret 2015

Sistem kamera DSLR CAnon

EOS adalah singkatan dari Electro Optical System yang berarti sistem optik yang memiliki rangkaian elektronik. Canon pertama kali memperkenalkan kamera film EOS pada bulan Maret 1987 dengan meluncurkan EOS 650 dengan kemampuan auto fokus. Saat ini kamera Canon EOS memiliki koleksi lensa yang sangat lengkap, dengan beragam kode dan istilah yang kadang membingungkan. Tulisan ini hendak menjabarkan sejarah singkat dan makna kode-kode yang kerap dijumpai di sistem kamera DSLR Canon EOS khususnya EOS Digital.
 
Sejarah singkat 
 
Kamera EOS Digital pertama dari Canon adalah EOS DSC 3 dengan sensor CCD 1,3 MP (kerjasama dengan Kodak) dan tahap penting dalam manufaktur EOS ada saat Canon akhirnya bisa memproduksi sendiri kamera EOS dengan meluncurkan EOS D30 pada tahun 2000 dengan sensor CMOS beresolusi 3 MP. Sebagai prosesor dari EOS Digital, digunakanlah prosesor dengan nama Digic yang kini sudah mencapai generasi kelima.

Kamera Canon yang dibuat sebelum 1987 memiliki mount FD yang hanya cocok untuk lensa Canon FD. Lensa FD hanya bisa manual fokus dan lensa FD ini tidak bisa dipasang di kamera EOS karena berbeda bentuk dan ukuran. Alhasil, pada saat itu pemakai kamera Canon FD yang ingin menjajal kamera Canon EOS harus membeli lensa baru. 

Transisi dari sistem kamera FD ke kamera EOS menjadi saat-saat bersejarah Canon yang penuh kritik dan terkesan spekulatif. Namun akhirnya kini Canon berhasil menikmati hasilnya karena transisi berjalan sukses dan Canon menebusnya dengan memproduksi banyak lensa untuk sistem EOS Digital yang berkualitas.

Lensa EF, EF-S dan EF-M

Lensa EF (electro focus) adalah lensa buatan Canon yang memiliki mount EF untuk sistem kamera EOS. Lensa EF bisa dipasang di bodi SLR Canon EOS film (35mm) maupun di bodi EOS digital apapun, baik dengan sensor full frame, APS-H maupun APS-C. Yang menjadi ciri sistem Canon EOS adalah seluruh kendali lensa EF diatur secara elektronik, seperti auto fokus dan pengaturan bukaan diafragma. Antara lensa EF dan kamera EOS terdapat pin kontak data yang memungkinkan kamera mengatur banyak hal di lensa, sekaligus mendeteksi jenis lensa yang terpasang.
 
 
Lensa EF memiliki banyak varian baik jenis prime (fix) ataupun zoom. Canon juga memiliki lensa EF kelas atas dengan ciri ada gelang merah di ujungnya yang biasa disebut dengan lensa L series (L : luxury). Lensa L ini memiliki kualitas optik yang prima dan kualitas material bodi yang lebih kokoh dan tahan cuaca.
Pada tahun 2003 Canon meluncurkan DSLR EOS 300D (Digital Rebel) dengan lensa kit EF-S 18-55mm. Inilah pertama kalinya diperkenalkan lensa EF-S dalam sejarah Canon. Lensa EF-S memiliki diameter image circle yang lebih kecil dari lensa EF, didesain khusus untuk DSLR dengan sensor APS-C. Ada issue kompatibilitas disini, yaitu lensa EF-S tidak bisa dipasang di kamera EOS dengan sensor Full Frame. Sebaliknya, kamera EOS Digital dengan sensor APS-C kompatibel dengan lensa EF maupun lensa EF-S. Huruf ‘S’ pada kode EF-S sendiri adalah singkatan dari Short (back focus), maksudnya lensa EF-S memiliki jarak fokus yang lebih dekat antara lensa dengan sensor dibanding dengan lensa EF.

Kini di pasaran tersedia banyak lensa EF dan juga EF-S. Bila anda berencana akan memiliki DSLR EOS dengan sensor full frame seperti EOS 6D, maka berinvestasilah pada lensa EF saja. Namun bila anda merasa cukup puas dengan DSLR EOS sensor APS-C seperti EOS 650D, EOS 60D atau EOS 7D (dan tidak ada rencana upgrade ke full frame), maka lensa EF-S bisa jadi pilihan.

Di tahun 2012 Canon meluncurkan format baru kamera mirrorless dengan nama EOS-M (M : mirrorless), sebuah sistem interchangeable lens dengan kamera kompak tanpa cermin. Meski kamera EOS-M memakai sensor APS-C yang sama seperti kamera DSLR Canon, tapi mount lensanya berbeda yaitu hanya lensa dengan kode EF-M yang bisa dipasang. Lensa lainnya seperti EF atau EF-S hanya bisa dipasang di bodi EOS-M dengan penambahan adapter.

Canon EOS-1D X, Kamera Kelas Berat Untuk Profesional

Sensor yang dipakai pada EOS-1D X berjenis full frame dengan 16 channel, dual line readout yang lebih cepat dari sensor sebelumnya yang hanya memakai 8 channel, single line readout. Maka itu tak heran kalau EOS-1D X mampu memotret sampai 12 fps dengan format RAW dan 14 fps untuk JPG.
Canon melengkapi EOS-1D X ini  dengan tiga buah prosesor. Prosesor yang ada di dalam kamera ini terdiri dari sepasang DIGIC 5+ dan sebuah Digic 4. Dua prosesor DIGIC 5+ dimaksudkan untuk mempercepat pengolahan gambar sedangkan satu Digic 4 yang dipakai di kamera ini digunakan khusus 'hanya' untuk kontrol AF dan metering. EOS-1D X juga menyediakan enam preset untuk memilih titik AF  yaitu Spot, Single Point, Single Point with surrounding four points, Single Point with surrounding eight points, Zone selection dan Automatic AF point selection seperti gambar di bawah ini : 
1DX AF area 

Selain itu beberapa fitur andalan lain diantaranya :
  • 61-Point High Density Reticular AF termasuk 41 cross-type titik AF
  • 100,000-pixel RGB metering sensor
  • continuous shooting sampai 14 fps untuk JPEG (dengan mirror diangkat)
  • ISO 100-51.200 (bisa diperluas dari ISO 50 sampai ISO 204.800)
  • dual joystick di bagian belakang
  • full HD dengan kompresi minimum (memory card 16 GB akan penuh hanya dalam waktu 6 menit)
Kamera yang ditujukan untuk para fotografer profesional ini sudah tersedia pada bulan Maret 2012.