Akhir-akhir ini rakyat Indonesia sering dipertontonkan dengan sikap dan kelakuan sebagian pemimpin yang justru berperilaku koruptif, menyimpang, dan lupa akan amanah yang diembannya. Alih-alih memberi teladan kepada para bawahan atau rakyat yang dipimpinnya, mereka justru semakin tenggelam dengan perilaku-perilaku tidak terpuji. Hal ini menyebabkan mereka semakin menjauh dari rakyat dan tujuan awal ketika menasbihkan diri sebagai pemimpin. Perilaku seperti ini dapat terjadi karena mereka memaknai posisi pemimpin hanya sebagai tujuan dalam hidup, sedangkan aspek penting lainnya seperti amanah dan tanggungjawab yang mengiringinya seolah-olah terlupakan.
Sebagaimana disampaikan oleh K.H. Asyari Abta, M.Pd.I di hadapan para mahasiswa International Program UII yang tengah mengikuti acara pelatihan kepemimpinan Islam. “Kalau menjadi pemimpin hanya sekedar tujuan, orang cenderung akan berekspektasi tentang fasilitas dan akomodasi yang akan didapatkan ketika ia menjabat”, ungkap pria yang menjabat sebagai Rais Syuriyah PWNU Yogya ini.
Acara yang digelar oleh IP UII di Gedung Ace Partadiredja, FE UII pada Ahad (7/2) ini merupakan pelatihan kepemimpinan Islam tahap akhir yang diperuntukkan bagi para mahasiswa. Melalui training ini diharapkan para mahasiswa dapat belajar untuk berproses menjadi calon pemimpin yang inovatif, berintegritas, dan inklusif di masa depan.
Diungkapkan oleh K.H. Asyari Abta bahwa generasi muda seyogyanya banyak menggali model kepemimpinan yang pernah ditunjukkan oleh Nabi dan para shahabat di masa awal pemerintahan Islam. Sebab mereka benar-benar mampu mempraktekkan nilai-nilai ideal kepemimpinan yang ada dalam Al-Qur’an, seperti sifat pemimpin yang rendah hati, peduli dengan nasib rakyat dan bawahannya, tidak suka bermewah-mewah, dan sangat berhati-hati.
Hal ini semakin diperjelas oleh pemaparan pembicara lain, Mohammad Anshori, Branch Manager Garuda Indonesia Yogya. Dalam paparannya, ia menjelaskan kristalisasi kepemimpinan Rasulullah yang dapat direaktualisasi pada masa sekarang. “Kepemimpinan Rasulullah itu berangkat dari niat yang tulus kepada Allah, yang diikuti dengan keteladanan yang konsisten, serta dilengkapi dengan sifat-sifat beliau yang humanis namun mampu membawa perubahan kepada para pengikutnya”, jelasnya.
Rasulullah adalah seorang manager sekaligus leader yang pandai mengelola waktu dan sumber daya manusia yang jika diidentikkan pada masa kini ibarat pemimpin yang mau terlibat dalam detail pekerjaan di level bawah dan tidak terjebak pada kerumitan birokrasi.
Wakil Rektor I UII, Dr.-Ing. Ilya Maharika, MA dalam sambutannya turut menyemangati para mahasiswa UII agar tidak gentar menyongsong masa depan dunia global. “Kita harus semakin sadar akan posisi kita di tengah masyarakat internasional di mana perubahan dunia berlangsung semakin cepat menerabas pakem-pakem ruang dan waktu”, tuturnya. Ia juga berpesan bahwa pemimpin yang baik adalah sosok yang mau mendengar dan memastikan rakyatnya dapat menyampaikan keluh kesah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar